Jumat, 25 Desember 2015

Masa Penentuan (Period of Decision) 14- 17th

     Pada  periode  ini  tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan  diri.  Perbedaan  tipe individual  makin  tampak.  Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang  merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan  seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam  hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam meyakinkan  bahwa  keterlibatan  manusia dengan  seni  akan  berlangsung  terus  dalam  kehidupan.  Seni  bukan  urusan  seniman saja, tetapi urusan semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
Gambar anak memiliki keunikan dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini  terjadi  karena  anak-anak  masih  memiliki  keaslian  dalam  tata  ungkapan emosinya  dalam bentuk gambar  atau karya. Secara khusus, berikut ini disarikan berdasarkan  pendapat  Soesatyo  (1994:  32  –33)  bahwa  sifat  lukisan  (gambar)  anak-anak sebagai berikut:
1. Ideographisme. 
Lukisan  anak  merupakan  ekspresi  berdasar  pengertian  dan  logika  anak, contoh: anak melukis muka manusia dari samping, meskipun dalam kenyataan penglihatan, matanya nampak sebuah saja, tetapi berdasarkan pengertian anak bahwa manusia itu bermata dua, maka dilukislah kedua mata itu disamping.
2. Steorotif atau otomatisme.
Ciri  gambar  anak  yang  kedua  adalah  ditemukannya  gejala  umum penggambaran  bentuk  benda  secara  berulang-ulang  dengan  ukuran  yang monoton.  Gejala ini dinamakan stereotipe. Misalnya figure manusia yang diulang  dalam  bentuk  yang  sama  meski  warnanya  berbeda- beda. Atau bunga-bunga yang sama diulang-ulang. Bahkan sampai pada tema yang terus diulang-ulang.
3. Gejala finalitas
Sungguh unik bila kita cermati dan amati gambar anak, anak menggambarkan peristiwa yang mengandung  unsur  ruang  dan  waktu.  Biasanya anak melukiskan manusia atau mahluk lainnya dalam gerak.  Penggambaran suatu peristiwa yang sedang terjadi divisualisasikan dengan membuat objek gambar yang diulang-ulang. Namun  tidak  semua  bagian  atau  anggota  badan  dilukis,  hanya  yang  perlu-perlu saja atau yang dirasakan penting dalam tema lukisan. Misalnya ibu yang sedang  menyapu,  dilukis  hanya  satu  tangan  saja  yang  memegang  sapu  itu, sedang  tangan  yang  satu  yang  tidak  berperan  tidak  dilukis. Atau tangan yang lebih berperan dilukis lebih besar dan lebih mendapat tekanan.
   4. Perebahan atau lipatan
Sifat  ini  merupakan  peristiwa  yang  lucu  namun  logis  buat  anak-anak. Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus pada garis dasar  tersebut  meskipun  garis  dasar  itu  berbelok  atau  miring  arahnya. Akibatnya semua benda tampak rebah atau malah terjungkir.
5. Transparan
Kebiasaan  dan kecenderuangan  anak menggambarkan  hal-hal  atau  peristiwa pada  ciri  ke  tiga  ini  adalah  penggambaran  yang  tembus  pandang.  Sebagai contoh  bila  anak  melihat  kucing  makan  ikan,  kemudian  kita  suruh  anak  itu untuk menggambarkan kucing, maka anak biasanya akan menggambar kucing dengan perut yang kelihatan ada ikannya. Pada  usia  tertentu  kita  dapat  menjumpai  lukisan  anak  dengan  sifat  tembus pandang. Anak cenderung melukiskan semua yang ia pikirkan dn ia mengerti meskipun ada beberapa benda objek yang berada di dalam ruang atau tempat tertutup. Akibatnya adalah  peristiwa  tembus  pandang  atau  sinar  X (x–ray). Contoh:  ibu  dan  bapak  duduk  di  dalam  rumah  dan  tertutup  dinding, namun dilukis  lengkap  dengan  benda  dan  perabot  lain. Kucing makan tikus.  Tikus yang di dalam perut kucing  dilukis juga.  Sabagai  bahan perbandingan lihat  Gambar 3.5.
Satu nilai yang dapat kita tiru dari anak-anak dengan karakterisrik gambar ini adalah kejujuran  dan  kepolosan  jiwa anak. Tentunya hal ini berbeda dengan orang dewasa yang penuh dengan kepura-puraan. 
6. Juxtaposisi.
Sifat Pemecahan masalah ruang (kedalaman jauh dekat) dalam  bidang  datar, diatasi dengan  dasar pemikiran  praktis. Anak melukis benda atau objek yang jauh di bagian atas kertas sedang yang dekat dibagian bawah. Bertebar namun artistic, mirip lukisan Bali.
7. Simetris (setangkep)
            Dalam melukis suatu objek sering timbul gejala atau hasrat untuk melukis hal-hal yang asimetris menjadi asimetris. Misalnya dua pohon besar di kiri dan di kanan, dua buah gunung kembar dengan matahari di tengah, setangkai bunga dengan daun kiri dan di kanan, dan sebagainya.
8. Proporsi (perbandingan ukuran)
Anak- anak lebih  mementingkan  proporsi  nilai  dari  pada  fisik. Hal-hal yang dianggap lebih penting dibuat lebih besar atau lebih jelas.
9. Lukisan bersifat cerita (naratif)
Lukisan/gambar yang dibuat anak merupakan ungkapan perasaan atau gejolak jiwa. Jadi lukisan adalah cerita anak, bukan sekedar mencoret sebagai aktivitas motoric atau gerak anatomis saja. Maka perlu ditanggapi  secara  wajar  dan dalam sikap menerima serta mengahargai

gambar anak SMA
sumber
http://ramainspirations.blogspot.co.id/2013/10/periodesasi-dan-karakteristik-seni-rupa.html
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu3b-sMUb9z4t28vxgODyODSbch95pOg4N763QeSrmF0oa2QDUWYz2W5Moof1PfLPnF90bPBDkuS_9FIGAASTjOJRghnocehKghHl4SiGYvkTu9Gd3lScdOKXGC7Vfnwh9_eYdraLKwIY/s1600/102_5230.JPG

Massa naturalisme semu (puber) 12-14th

       Periode ini berlaku bagi anak berusia 12 sampai 14 tahun. Masa pra puber. Gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif). 

        Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender, bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah,
Koran dan lain-lain). Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak “Membebaskan” anak menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu, dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu. Tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami.Gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif).

  contoh gambar 
sumber
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHhlnDw7G_a7g_SixXQhp74UWBxEw6FQBFQ4uywukp8SAuv9XNNnhX3OLV-jpo9Ch5CDYVoQZoDd_j4ef9goB5OZ6qKrxhv72ncO4J29kbiPE0xXH92ECiL951wD0ONViT_jnGc0HTftE/s1600/A+Damaru+-+Surakarta.jpg
http://ramainspirations.blogspot.co.id/2013/10/periodesasi-dan-karakteristik-seni-rupa.html

Massa permulaan Realisme ( realisme awal ) 9-11th

Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.
 
 Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas IV dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Banyak menggunakan warna-warna terang terkesan lembut dan mulai bisa memadukan warna pada gambar halaman16,17.
2.      Anak mulai mengenali obyek secara keseluruhan dengan lingkungannya tidak terpisah-pisah, hal ini terlihat dari cara anak mewarnai awan, warna langit saat matahari akan tenggelam.
3.      Sudah mulai menggunakan perspektif dalam gambarnya pada gambar halaman 16,17 dan 20.
4.      Anak menggambar sesuai dengan penglihatannya atau persepsinya. Hal ini dapat terlihat dari warna langit yang diberi warna merah, oranye dan kuning yang menunjukan matahari akan terbenam pada gambar halaman 16.
5.      Masih ada anak yang menggambar tegak lurus pada semua latarnya pada halaman 18.
6.      Sebagian gambar anak masih terkesan datar, namun ada gambar yang terlihat memiliki kesan ruang pada halaman 20.
7.      Sebagian gambar memiliki proporsi yang belum seimbang. Seperti pada gambar halaman 18.
Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas V dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri, mereka menyatukan objek dengan lingkungan. Seperti pada gambar halaman 24.
Pada gambar tersebut tampak gambar boneka lebih menonjol dibanding dengan lingkungan sekitarnya.
2.      Perhatian pada objek sudah mulai rinci. Namun demikian dalam menggambar objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pada gambar halaman 21.
3.      Pemahaman warna sudah mulai disadari, hal ini terlihat pada halaman 21 dan 24.
Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas VI dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Penguasaan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga, letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon.
2.      Pemahaman warna sudah mulai disadari, hal ini terlihat pada halaman 26,28,29 dan 30.
3.      Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal dalam periode ini. Pada halaman 26 dan 28.
 
contoh gambar
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html
http://1.bp.blogspot.com/-J9BIdltNf6w/TshkfbWwZDI/AAAAAAAAAZU/eD2GccBMkb8/s1600/gambar-3-web.jpg
http://ramainspirations.blogspot.co.id/2013/10/periodesasi-dan-karakteristik-seni-rupa.html
 

Ma sa Bagan 7-9th

       Periode ini berlaku bagi anak berusia 7 sampai 9 tahun. Sejalan dengan tahap perkembangan anak, pada akhir tahap ini perkembangan akal sudah mulai mempengaruhi gambar anak. Anak sudah mulai menggambar obyek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar lain. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan antara hubungan obyek dengan ruang, gambar mulai realistis, mulai mengarah ke bentuk-bentuk yang mendekati kenyataan. Ciri utama gambar anak pada fase ini adalah adanya garis dasar yang merupakan tempat obyek atau benda-benda berdiri, merupakan suatu perkembangan yang wajar. Muncul gejala yang disebut “folding over”, yakni cara menggambar obyek tegak lurus pada garis dasar, meskipun obyek akan nampak terbalik. Ciri lainnya, adanya gambar yang disebut “sinar X” (X-ray), yakni gambar yang berisi benda atau obyek lain dalam suatu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan. Gambar dibuat berdasarkan ide anak itu sendiri, misalnya gambar rumah yang kelihatan bagian dalamnya seolah-olah rumah tersebut terbuat dari kaca bening. Warna mulai obyektif, artinya anak menyadari adanya hubungan antara warna dengan obyek. Ciri lain yang kurang menguntungkan, gambar nampak lebih kaku. Anak cenderung mencontoh gambar orang lain, hal ini karena berkembangnya sifat kooperatif di antara mereka.
 
        Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang  makan  di  ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca).  Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang  seolah-olah  terbuat  dari  kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.  


  Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas I dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Belum ada kesadaran ruang objek, yang mereka gambar terkesan tegak lurus atau datar dan terkesan tidak memiliki ruang. Hal ini terlihat pada gambar halaman 1-5.
·         Pada halaman 1 gambar terkesan tidak padu contohnya pada gambar pohon kelapa di sebelah gunung dengan gambar pohon mangga karena besarnya sama.
·         Pada halaman 2 dan 3 gambar rumah terlihat tegak lurus dan kesannya datar.
·         Pada halaman 4 gambar rumah terlihat hampir separuh gunung sehingga terkesan datar dan tidak padu.
·         Pada halaman 5 gambar rumah terlihat tegak lurus pada jalan, sehingga jalan tersebut terkesan seperti tangga/tembok. Hal ini dikarenakan siswa belum memiliki kesadaran ruang objek.
2.      Ukuran objek tidak proporsional antara 1 dengan yang lainnya.
·         Pada halaman 4 gambar rumah terlihat hampir separuh gunung sehingga terkesan datar dan tidak padu.
3.      Cenderung menggunakan warna-warna yang mencolok
·         Pada halaman 1, gambar gunung warnanya biru muda.
·         Pada gambar halaman 2, 3, dan 5, gambar rumah atau sekolah berwarna kuning.
4.      Segi perspektif belum ada, yang terlihat pada halaman 1-5.
5.      Sudah mampu menggambar suatu bentuk geometris contohnya persegi panjang.
6.      Merupakan curahan dari perasaannya dan kreasi dari imajinasinya.
Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas II dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Pada gambar halaman 6-10.
2.      Kesadaran ruang mulai muncul.
3.      Gambar masih terkesan datar.
4.      Warna pada gambar sudah tampak padu. Pada halaman 6-10
Tetapi, pada gambar anak kelas 3 pada halaman 11 ditemukan ciri-ciri seperti gambar anak kelas II.
Berdasarkan pengamatan hasil karya gambar anak SD kelas III dapat disimpulkan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Masih belum memiliki kesadaran ruang yang mana seharusnya pada usia ini anak sudah mulai memiliki kesadaran ruang terlihat pada gambar halaman 11-15.
2.      Cenderung mengulang-ulang bentuk yang sudah mereka gambar, dalam hal ini terlihat persegi empat banyak diulang pada gambar halaman 12.
3.      Gambar merupakan curahan perasaannya, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah awan terlihat pada gambar halaman 11,12.
4.      Mulai mengeksplorasi lingkungan yang mana hal ini terlihat pada gambar anak yang menggambar tata kota pada gambar halaman 12.
5.      Mulai memahami tentang perspektif, yang mana terlihat pada gambar pohon yang letaknya jauh terlihat lebih kecil daripada ukuran rumah pada gambar halaman 14.
 
contoh gambar massa bagan
gambar(http://pandeputudarmayana.blogspot.co.id/2015/06/tugas-10-fenomena-seni-rupa-anak-anak.html)
 
http://nay-hyukvie.blogspot.co.id/2013/06/karakteristik-seni-rupa-anak.html
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html

Massa Pra Bagan 4-7th

Ciri- ciri Masa Pra Bagan
* mulai dapat mengendalikan tangan
* gambar tak ada kaitannya dengan objek yang dilihat
* gambar terkait dengan ikatan emosinya
* tiga hal pokok dalam anak mas pra bagan, (Bentuk, warna, dan ruang)

*Bentuk
-gambar pertama yang dibuat adalah manusia
-secara visual bentuk manusia mudah dibuat, cukup diwakili oleh garis melingkar,vertikal,dan horizontal.
-secara psikologis, makhluk pertama yang dilihat anak- anak (bayi) adalah manusia (ibu, perawat,bidan, dokter atau dukun beranak)

* warna
- penanda objek dengan bentuk, bukan warna
-warna yang di pakai tidak ada hubungannya dengan objek
-bisa saja gambar manusia dibuat dengan warna merah,kuning, hijau, atau apa saja.
- pilihan warna adalah perkara selera (kesukaan ) anak
- semakin banyak warna yang di sukai,semakin luas seleranya.

* Ruang
- anak belum memikirkan bagaimana seharusnya menggambar ruang.
- tidak ada konsep ruang yang berpusat pada dirinya
- objek digambarkan dimana saja, dibagian atas gambar, bawah,kiri,kanan,dll, bebas.
-  susunan objek tidak memiliki kesatuan ruang./

gambar adalah refleksi (konsep,perasaan, refleksi) anak thd lingkungan

ini gambar anak Pra bagan


Evaluasi.
 * bentuk
- bentuk sesuai dengan karakteristik gambar anak-anak pada tingkatannya.
- tidak dituntut bentuk yang mirip objeknya
- tidak dituntuk kebenaran proporsi dari anatomi

*warna
- warna sesuai dengan selera anak
-warna tidak mewakili realitas alam
- semakin banyak kesukaan pada warna , semakin baik seleranya, semakin kuat daya ingatnya. paraler dengan kecerdasan

* Ruang
 -belum memiliki konsep ruang (atas, bawah. jauh, dekat. depan,belakang).
- tidak di tuntut perspektif seperti pandangan orang dewasa
- Ruang jauh dekat/ besar kecil mewakili kondisi psikologis anak.

Masa Mencoreng 2-4 th

Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu:
1) corengan tak beraturan,
2) corengan terkendali, dan
3) corengan bernama.

ciri- ciri  umum masa mencoreng
* menggambar sebagai peniruan pembuatan orang Dewasa, seperti menulis.
* anak- anak belum dapat mengendalikan gerak tangan dengan sempurna
* garis yg di ciptakan adalah garis melingkar, diagonal, horizontal, vertikal, atau campuran ke tiganya.
* tema gambar sesuai dengan apa yang di ingatnya saat itu.

Ciri- ciri sesuai Tahapan.
 * Ciri  gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
 * Corengan  terkendali  ditandai  dengan  kemampuan  anak  menemukan  kendali  visualnya  terhadap  coretan  yang  dibuatnya.  Hal  ini  tercipta  dengan  telah  adanya kerjasama  antara  koordiani  antara  perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
 * Corengan  bernama  merupakan  tahap  akhir  masa  coreng  moreng.  Biasanya terjadi  menjelang  usia  3-4  tahun,  sejalan  dengan  perkembangan  bahasanya  anak  mulai  mengontrol  goresannya  bahkan  telah  memberinya  nama,  misalnya:  “rumah”, “mobil”,  “kuda”.  Hal  ini  dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

ini adalah ciri-ciri dari masa mencoreng, anak- anak sebelum masuk TK (taman kanak-kanak).

 Ini adalah Contoh Gambar Anak Massa Pra Bagan.

http://ramainspirations.blogspot.co.id/2013/10/periodesasi-dan-karakteristik-seni-rupa.html

Minggu, 13 Desember 2015

Teori Aliran Nativisme

1.      Teori Aliran Nativisme
Tokoh aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran., dan menurut Aliran Nativisme bahwa hasil pendidikan dan perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak anak itu dilahirkan Anak dilahirkan ke dunia sudah mempunyai pembawaan dari orang tua maupun di sekelilingnya, dan pembawaan itulah yang menentukan perkembangan dan hasil pendidikan. Jadi Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Arthur Schopenhauer yang beranggapan bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Selain Arthur Schopenhauer, juga dapat dimasukkan dalam golongan Plato, Descartes, Lomborso, dan pengikut-pengikutnya yang lain.
Kelebihan dan kekurangan pada aliran nativisme ini adalah Kelebihannya dapat menghargai hakikat pembawaan individu. Kekurangannya menantikan lingkungan dan pesimis terhadap prses pendidikan.
2.      Teori Aliran Empirisme
Teori yang bertentangan dengan teori nativisme ialah aliran dari teori empirisme karena karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Teorinya John Lock dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang di gores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme dinamakan optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi.
Kelebihan dan kekurangan pada aliran emperisme ini adalah Kelebihannya dapat menghargai pengaruh pentingnya lingkungan. Kekurangannya tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dimasyarakat tentang perlakuan yang sama menghasilkan anak yang berbeda.
3.      Teori Aliran konvegensi
Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil.Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.
Kelebihan dan kekurangan pada aliran konvergensi ini adalah Kelebihannya dapat menghargai pengaruh pentingnya pembawaan dan lingkungan. Kekurangannya pembawaan dan lingkungan masih dipandang sebagai sesuatu yang terdiri sendiri.
4.      Teori Aliran Interaksi/Kognitif
Piaget mengajarkan bahwa perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf dan adaptasi pada lingkungan. Piaget menekankan pentingnya pendidik dalam memperhatikan tahapan perkembangan kognitif setiap individu, sehingga metode pendekatanpembelajaran dapat diberikan dengan tepat. Adaptasi adalah proses dengan mana anak-anak menyesuaikan pemikirannya untuk memasukkan informasi baru yang selanjutnya mereka mengerti. Piaget (dalam Rice, 2002) mengatakan bahwa anak-anak menyesuaikan diri dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi berarti memperoleh informasi baru dan memasukkannya ke dalam skema sekarang dalam respon terhadap stimulus lingkungan yang baru.Akomodasi meliputi penyesuaian pada informasi baru dengan menciptakan skema yang baru ketika skema lama tidak berhasil. Anak-anak mungkin melihat anjing untuk pertama kalinya (asimilasi), tapi kemudian belajar bahwa beberapa anjing aman untuk di piara dan anjing lainnya tidak (akomodasi). Ketika anak-anak memperoleh semakin banyak informasi, mereka menyusun pemahamannya tentang dunia secara berbeda.
Kelebihan dan kekurangan pada aliran kognitif atau interaksi ini adalah Kelebihannya interaksi antara pribadi dengan dunia luar. Kekurangannya pengaruh timbal balik antara pembawaan dan lingkungan. Faktor pembawaan dan lingkungan berjalan bersama-sama mempengaruhi perkembangan seseorang.
.
Rita, Dkk. 2007. Pengembangan Peserta Didik. (online).
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka%20Izzaty,%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20ak\hir.pdf. diakses tanggal 3 Oktober 2015, pukul 21:06 WITA)

Pembahasan kurikulum TK



KURIKULUM 2013
Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1.    Jenis Kegiatan (Kompetensi Inti)
Kompetensi Dasar
Indikator
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya.
Ø  Menyebutkan ciptaan – ciptaan Tuhan : manusia, bumi, langit, tanaman dan hewan.
Ø  Memberi makanan kepada hewan : menyiram tanaman, menyayangi sesama teman.
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
Ø  Dapat memuji teman/orang lain
Ø  Menghargai hasil karya teman/orang lain
Ø  Menghargai keunggulan teman/orang lain
KI-1 : Menerima ajaran agama yang diautnya.

KI-2 : Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dalam keluarga, pendidik, dan/atau pengasuh, dan teman.
Kompetensi Dasar
Indikator
Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat.
Ø  Menjaga kebersihan diri sendiri
Ø  Membuang sampah pada tempatnya
Ø  Memelihara lingkungan misalnya, tidak mencoret – coret tembok
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu.
Ø  Berani bertanya kepada guru, teman, dan orang lain.
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
Ø  Sabar menunggu giliran
Ø  Mendengarkan guru dan teman bicara
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
_
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan.
Datang ke sekolah tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain bicara) untuk melatih kedisiplinan
Ø  Sabar menunggu giliran
Ø  Mendengarkan guru dan teman berbicara
Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian.
Ø  Memelihara milik sendiri
Ø  Mampu mengerjakan tugas
Ø  Berani mempertahankan pendapat
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika dimintai bantuannya.
Ø  Meminjamkan miliknya dengan senang hati
Ø  Menggunakan barang orang lain dengan hati – hati
Ø  Mau berbagi miliknya, misal : makan, mainan, dll

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika dimintai bantuannya.
Ø  Meminjamkan miliknya dengan senang hati
Ø  Menggunakan barang orang lain dengan hati – hati
Ø  Mau berbagi miliknya, misal : makan, mainan, dll
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama.
Membantu teman, dan menunjukkan rasa empati, menyelesaikan tugas dengan kelompok
Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri.
Ø  Mengucapkan doa – doa pendek
Ø  Mau berpisah dengan ibu
Memiliki perilaku yang mencerminkan tanggung jawab.
Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur.
Bersikap jujur
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang tua, pendidik, dan/atau pengasuh, dan teman.
Menggunakan barang orang lain dengan hati – hati

KI-3 : Mengenal diri, keluarga, teman, pendidik, dan/atau pengasuh, lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain, dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mencium, meraba, mendengar, merasa); menanya; mengumpulkan informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan; dan mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain.
Kompetensi Dasar
Indikator
Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari.
Mulai mengucapkan do’a-doa pendek dan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang di anutnya
Mengenal prilaku baik, sebagai cerminan akhlak mulia.
Berperilaku sopan, dan peduli melalui perkataan dan perbuatan secara spontan, misal: mengucapkan maaf, permisi, terima kasih
Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motrik kasar dan motoric halus.
melakukan berbagai kegiatan motorik kasar dan halus yang seimbang, terkontrol, dan lincah
Mengetahui cara hidup sehat.
Mulai melakukan hidup bersih dan sehat
Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berprilaku kreatif.
mampu memecahkan sendiri masalah sederhana yang dihadapi dibantu oleh orang dewasa
Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lain.
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan memasangkan benda dengan pasangannya
Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi).
Menyebutkan tempat di lingungan sekitar
Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll).
Menunjuk nama dan kegunaan benda-benda alam
Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll).
Mengenali bahan-bahan pembuatan teknologi sederhana
Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca).
Ø  Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosa kata yang terbatas
Ø  Melakukan perintah sederhana sesuai dengan aturan yang di sampaikan 
Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
Ø  Menceritakan gambar yang ada di buku
Ø  Berbicara sesuai dengan kebutuhan (kapan harus bertanya, berpenapat)
Mengenal keaksaraan awal melalui bermain.
Menulis huruf-huruf yang dicontohkan dengan cara meniru
Mengenal emosi diri dan orang lain.
Menjalin pertemanan dengan anak lain
Mengenal kebutuhan, keinginan, dan minat diri.
Meilih satu macam dari dua sampai tiga pilihan yang tersedia  (misalnya: Mainan, Makanan, Pakaian)
Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni.
Menghhargai penampilan karya seni anak lain dengan bimbingan (misal, dengan bertepuk tangan dan memuji


KI-4 : Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, music, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku berakhlak mulia
Kompetensi Dasar
Indikator
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Mulai menunjukkan sikap mau menolong orangtua, pendidik dan teman
Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motoric kasar dan halus
Ø  Menunjukkan kegiatan yang menunjukkan anak mampu melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
Ø  Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu menangkap bola dengan cepat
Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenali bagian tubuh yang harus dilindungi dan cara melindungi dari kekerasan, termasuk kekerasan seksual
Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
Melanjutkan kegiatan sampai selesai




Kompetensi Dasar
Indikator
Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan memasangkan benda dengan pasangannya
Menyajikan berbagai hasil karya yang berhubungan dengan lingkungan social (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi dan gerak tubuh
Menyebutkan dan mengetahui perlengkapan/ atribut yang berhubungan dengan pekerjaan orang-orang yang berada disekitarnya
Menyajikan karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll) dalam bentuk gambar, bernyanyi, dan gerak tubuh
Mengungkapkan hasil karya yang dibuatnya secara sederhana yang berubungan dengan benda-benda yang ada di lingkungan alam
Menggunakan teknologi sederhana, untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
Mengenali cara bercocok tanam secara modern

Menunjukan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Ø  Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosa kata yang terbatas
Ø  Melaksanakan peri tah sederhana sesuai dengan aturan yang disampaikan
Menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
Ø  Menceritakan gambar yang ada pada buku
Ø  Berbicara sesuai dengan kebutuhan ( kapan harus bertanya dan berpendapat)
Menunjukan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
Ø  Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan bahasa yang diungkapkan
Ø  Menghubungkan benda benda konkret dengan lambing bilangan 1-10
Menunjukan reaksi emosi diri secara wajar
Menunjukan reaksi emosi diri secara wajar
Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara yang tepat
Memilih satu dari berbagai kegiatan benda yang disediakan
Menunjukan karya dan aktifitas seni dengan menggunakan berbagai media
 Menampilkan karya seni sederhana didepan anak atau orang lain

2.        Metode Pembelajaran
Berpikir saintifik adalah kemampuan berpikir dalam memahami masalah, menganalisa, mencari pemecahannya, dan menghasilkan sesuatu yang inovatif dan kreatif. Pendekatan saintifik pada PAUD merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
3.        Presentase Lokal, Nasional dan Internasional
Dalam Kurikulum 2013, presentase Nasional lebih banyak ditekankan. Dibuktikan dengan pembahasan Kompetensi Dasar yang bersifat umum.

Banyak hal yang menarik,yang bisa kita dapatkan di kurikulum KTSP TK,diantaranya yang perlu kita perhatikan,penilaian harus berdasarkan pengenbangan, mengacu pada psikologis anak, memperhatikan Bagan perkembangan, Cara mengajar yang harus di perhatikan,perhatian yang intensif,serta kesabaran dalam pengajaran.