Komunikasi yang
bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia, demikian halnya dengan
kegiatan pengajaran, mulai tingkat sekolah dasar sampai perpengajaran tinggi,
penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan
komunikasi lainnya. Media audio untuk pembelajaran, dimaksudkan sebagai bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif [pita suara atau piringan suara],
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pembelajar,
sehingga terjadi proses pembelajaran .
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio . Karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal [kata-kata atau bahasa lisan] maupun non-verbal.
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio . Karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal [kata-kata atau bahasa lisan] maupun non-verbal.
Namun manusia yang
bersifat auditif,tidak jarang juga,biasanya orang yang memiliki sifat ini
menyimpan informasi dari suara,intinya dia tidak bisa menyimpan informasi yang
iya baca atau yang iya lihat,ia hanya bisa menyimpan informasi yang iya dengar
saja, beda halnya dengan orang yang bersifat visual,jadi orang2 yang memiliki
sifat ini hanya bisa menyimpan informasi berdasarkan yang ia lihat saja,untuk
yang ia dengar dan perilaku sehari-hari sama sekali tidak berguna,ia tidak bisa
menyimpannya. Ada juga yang bersifat psikomotorik,orang yang menyimpan ilmu
atau informasi berdasarkan perilaku. Seharusnya,agar manusia mencapai
kesempurnaan,harus menguasai ke tiganya. Jadi ketiga sifat tersebut sama-sama
dimiliki.
Jika kita melihat dari berbagai pendapat,banyak
sekali sifat manusia,diantaranya :
Yang pertama manusia
adalah mahluk material (matter being). Artinya
manusia itu terbuat dari sari pati tanah, dan nantinya akan kembali menjadi
tanah, yakni setelah kematiannya. Jika manusia meninggal maka tubuhnya akan
diurai oleh tanah. Hal ini semakin tampak, ketika kita sedang bersujud. Dahi
kita menempel ke tanah. Ini adalah sebuah simbol, betapa manusia itu selalu
harus dekat dengan tanah, karena dari situlah ia berasal. Walaupun ia telah
sukses, manusia tetap harus selalu ingat, bahwa dirinya berasal dari tanah.
Maka itu ia harus rendah hati, sama seperti tanah yang selalu bersikap rendah
hati. Diri manusia pertama-tama adalah tanah, dan ketika ia meninggal, ia
kembali menjadi bagian dari tanah.
Pada tingkat kedua
manusia adalah mahluk hewani. Inilah yang disebut sebagai
karakter animalitas (animality) manusia. Dalam banyak hal manusia
memang menyerupai hewan. Coba Anda pikirkan lebih jauh, apa yang menjadi ciri
dari hewan? Tentu saja hewan itu bergerak. Hewan memangsa. Hewan melihat. Hewan
mendengar. Hewan mengeluarkan suara. Hewan melakukan hubungan seksual. Dalam
arti tertentu hewan juga bisa menyayangi. Dengan kata lain hewan memiliki
kehidupan inderawi yang meriah. Dunia hewan adalah dunia yang gegap
gempita.
Dalam arti ini manusia
memiliki karakter yang lebih tinggi. Manusia adalah mahluk insani.
Dengan karakter insaninya manusia bisa menyadari dan mengembangkan kemanusiaannya.
Apakah ciri-ciri yang menandakan, bahwa manusia adalah mahluk insani? Pertama,
manusia memiliki nalar untuk berpikir. Itulah ciri pertama yang menandakan,
bahwa manusia merupakan mahluk insani. Melalui kegiatan nalarnya manusia
menciptakan teknologi yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya.
Sifat dasariah
tertinggi dari manusia adalah, bahwa ia merupakan mahluk rohani.
Manusia adalah the divine being atau the angelic being.
Manusia memang memiliki sifat nabati dan sifat hewani, tetapi ia juga tidak
hanya itu. Manusia memang memiliki nalar dan rasa seni, tetapi ia pun tidak
hanya itu. Pada level tertinggi manusia adalah mahluk yang memiliki roh di
dalam dirinya. Dengan adanya roh manusia bisa berkomunikasi dengan Tuhannya. Rohlah
yang membuat manusia terbuka, dan kemudian bersentuhan dengan penciptanya.
Karena manusia memiliki roh, maka ia bisa berdoa. Ia bisa berbincang-bincang
akrab dengan Tuhannya. Hewan tidak bisa berdoa. Tumbuhan pun tidak. Hanya
manusia yang bisa menyadari secara otentik keberadaan penciptanya.
Dengan demikian manusia
adalah mahluk nabati, mahluk hewani, mahluk insani, dan sekaligus mahluk
rohani. Sisi rohani manusia membimbing sisi nabati, hewani, maupun insaninya.
Sisi rohani adalah guru bagi semua sifat dasariah lainnya. Sebaliknya
sisi nabati dan hewani menopang sisi insani dan sisi rohani manusia.
Jika sisi nabati dan sisi hewani manusia tidak diperhatikan, maka sisi insani
dan sisi rohaninya juga tidak akan berfungsi dengan baik. Manusia menjadi
lumpuh. Hanya dengan memperhatikan semua sifat dasariah inilah manusia bisa
mencapai kebahagiaan yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar